Secara sempit, thunderstorm adalah peristiwa pelepasan muatan listrik yang
mendadak disertai kilat dan guntur yang berasal dari awan Cumulunimbus (Cb).
Definisi yang lebih luas menyatakan badai Guntur atau thunderstorm adalah
fenomena cuaca akibat adanya loncatan muatan listrik dari awan cumulus nimbus
secara tiba-tiba yang ditandai dengan adnya kilat dan Guntur.
Peristiwa-peristiwa atau fenomena cuaca yang berkaitan dengan thunderstorm,
antara lain:
a.
Adanya
awan Cumulunimbus (Cb)
b.
Adanya
kilat dan guntur → petir
c.
Adanya
hujan yang lebat/deras
d.
Adanya
angin kencang.
Angin kencang → gusty / squall
→ wind shear /
irisan angin
→ puting beliung
→
down draft /angin terjun termasuk microbust (sentakan angin terjun)
Di daerah
equator, TS dapat terjadi setiap saat sedangkan di daerah luar tropis TS
terjadi setelah musim dingin. Badai Guntur di Indonesia terjadi
paling sering di dareah bogor dan tangerang terutama pada saat musim pancaroba.
Jika awan Cb
terbentuk di sekitar landasan bandara, dapat membahayakan penerbangan. Hal ini
terjadi karena pada awan ini terdapat arus udara ke atas (updraft) dan arus
udara ke bawah (downdraft) atau yang lebih dikenal dengan sebutan windshear.
Jika pesawat berada di bawah awan ini, pesawat akan terkena updraft/head wind.
Pada kondisi ini, biasanya pilot mengantisipasi dengan berusaha memberikan
tekanan ke bawah. Akan tetapi, pada saat yang bersamaan terjadi downdraft/tail
wind yang mengakibatkan pesawat meluncur dengan cepat ke bawah. Head wind
adalah arah angin yang bergerak searah dengan benda sedangkan tail wind adalah
arah angin yang bergerak berlawanan arah benda.
- PEMBENTUKAN DAN LOKASI THUNDERSTORM
Badai guntur atau
thunderstorm memiliki pertumbuhan dengan 3 fase (tingkat) perkembangan. Yang
pertama adalh tingkat muda selanjutnya alh tingkat dewasa atau matang atau
mature dan terakhir tingkat lebur.
a. Fase
1 tingkat muda. Pada tingkat ini terjadi arus naik yang kecepatannya mencapai 1
km/menit. Ketika mencapai suhu 00 atau 500 mb, di puncak awan
terjadi turbulence (arus golak-galik). Hujan turun secara tiba-tiba (shower
rain). Fase ini terjadi + 30 menit. Jika tidak lebur awan ini akan
tumbuh dewasa.
b. Fase
2 tingkat dewasa. Pada fase ini masih terjadi arus naik namun pinggirannya
sudah turun. Di puncak awan terjadi muatan positif dan di bawahnya muatan
negative. Up draft (Arus naik) tercepat berada di tengah awan (skeitar 1,5
km/menit) selanjutnya turun hujan lebat saat ini sudah terjadi kilat dan Guntur
ditambah dengan angin kencang.
c. Fase
3 tingkat lebur. Pada fase ini hanya terjadi arus turun (down draft).
Thunderstorm melemah dan cuaca membaik. Selanjutnya Cumulus Nimbus buyar
menjadi awan rendah, menengah atau tinggi.
Ada beberapa syarat agar dapat terjadi
thunderstorm. Syarat terbentuknya
Thunderstorm (TS), yaitu:
1.
Udaranya
lembab dengan RH yang tinggi sampai lapisan atas (± 500 mb)
2.
Udara
dalam keadaan labil/labilitasnya tinggi sehingga terjadi up draft / kenaikan
udara secara vertikal dengan lapse rate 6 - 10oC/km.
3.
Adanya
inti dari kondensasi.
- JENIS-JENIS THUNDERSTORM
1.
TS –
Thermal, terjadi di daratan karena adanya arus konveksi yang membawa massa
udara. Massa udara adalah sekelompok udara yang menghuni suatu daerah yang luas
yang memiliki kesamaan suhu, kelembaban, dan kerapatan.
Sinar matahari yang sampai ke suatu wilayah/daratan di
permukaan bumi (± 33oC)
mengakibatkan suhu di daratan itu menjadi panas sehingga terbentuk sel tekanan
rendah sedangkan di daerah lain yang kurang mendapat sinar matahari terbentuk
sel tekanan tinggi. Karena perbedaan tekanan udara ini, mengakibatkan terjadi
pergerakan massa udara dari daerah bertekanan tinggi ke daerah bertekanan
rendah sehingga di daerah yang terkena sinar matahari tadi mengalami kenaikan
udara secara vertikal (arus konveksi) yang mengakibatkan terbentuknya awan-awan
konvektif seperti Cb.
2.
TS –
adanya perbedaan massa udara.
a)
Massa
udara yang berasal dari daratan akan bergerak menuju lautan sedangkan massa
udara dari lautan bergerak menuju daratan. Akibatnya massa udara akan bertemu
dan mengalami gesekan. Gesekan massa udara mendorong terjadinya arus konveksi
ke atas sehingga dapat terbentuk proses kondensasi yang berujung terbentuknya
awan Cumulunimbus (Cb).
b)
Massa
udara yang berasal dari Benua Asia akan bergerak menuju wilayah equator
sedangkan massa udara dari benua Australia juga bergerak menuju equator. Aliran
massa udara ini dibelokkan oleh suatu gaya yaitu gaya corioli. Akibatnya massa
udara ini akan bertemu di wilayah equator (konvergensi) sehingga di sekitar
wilayah equator banyak terbentuk awan-awan konvektif seperti Cu dan Cb dan
kondisi cuaca buruk. Sedangkan jika terjadi sebaliknya yaitu massa udara
bergerak menjauhi equator (divergensi), maka kondisi cuca baik karena jarang
terbentuk awan konventif.
c) Terjadi front di lintang sedang/tinggi. Front disebabkan oleh adanya pertemuan massa udara panas dan massa udara dingin yang mengakibatkan terjadinya kondensasi ke atas dan membentuk awan-wan konvektif.
3.
TS –
orografik
Adanya sinar matahari mempengaruhi pergerakan massa udara yang membawa uap air yakni dari lapisan rendah menuju lapisan yang tinggi sehingga pada ketinggian tertentu terjadi kondensasi dan terbentuk awan Cb dengan suhu yang sangat rendah sekali.
- INTENSITAS THUNDERSTORM
No.
|
Klasifikasi
TS
|
Identifikasi
|
|||||
Frekuensi
petir
|
Hujan
|
Kec.
Angin
|
Hail/rambun/
hujan es
|
Life
time
|
WW
|
||
1
|
Kuat/hebat
|
-
Terus
menerus
-
Suara
keras dan tajam
|
Lebat
|
> 22 kt – 27 kt atau lebih
|
Ada
|
1 – 2 jam
|
99
|
-
Terus
menerus
-
Suara
keras dan tajam
|
Lebat
|
> 22 kt – 27 kt atau lebih
|
Ti dak ada
|
1 – 2 jam
|
97
|
||
2
|
Ringan s/d
sedang
|
-
Tidak
terus menerus
-
Suara
ringan/ sedang
|
Ringan s/d
sedang
|
< 22 kt
|
Ada
|
< 1 jam
|
96
|
-
Tidak
terus menerus
-
Suara
ringan/ sedang
|
Ringan s/d
sedang
|
< 22 kt
|
Tidak ada
|
< 1 jam
|
95
|
No comments:
Post a Comment
Untuk kemajuan blog ini, kami akan sangat berterima kasih jika anda memberikan komentar