Thursday 15 November 2012

THUNDERSTORM (TS)

  •              PENGERTIAN THUNDERSTORM


Secara sempit, thunderstorm adalah peristiwa pelepasan muatan listrik yang mendadak disertai kilat dan guntur yang berasal dari awan Cumulunimbus (Cb). Definisi yang lebih luas menyatakan badai Guntur atau thunderstorm adalah fenomena cuaca akibat adanya loncatan muatan listrik dari awan cumulus nimbus secara tiba-tiba yang ditandai dengan adnya kilat dan Guntur.
Peristiwa-peristiwa atau fenomena cuaca yang berkaitan dengan thunderstorm, antara lain:
a.      Adanya awan Cumulunimbus (Cb)
b.      Adanya kilat dan guntur → petir
c.       Adanya hujan yang lebat/deras
d.     Adanya angin kencang.
Angin kencang    → gusty / squall
                               → wind shear / irisan angin
                               → puting beliung
→ down draft /angin terjun termasuk microbust (sentakan angin terjun)
            

Di daerah equator, TS dapat terjadi setiap saat sedangkan di daerah luar tropis TS terjadi setelah musim dingin. Badai Guntur di Indonesia terjadi paling sering di dareah bogor dan tangerang terutama pada saat musim pancaroba.
            Jika awan Cb terbentuk di sekitar landasan bandara, dapat membahayakan penerbangan. Hal ini terjadi karena pada awan ini terdapat arus udara ke atas (updraft) dan arus udara ke bawah (downdraft) atau yang lebih dikenal dengan sebutan windshear. Jika pesawat berada di bawah awan ini, pesawat akan terkena updraft/head wind. Pada kondisi ini, biasanya pilot mengantisipasi dengan berusaha memberikan tekanan ke bawah. Akan tetapi, pada saat yang bersamaan terjadi downdraft/tail wind yang mengakibatkan pesawat meluncur dengan cepat ke bawah. Head wind adalah arah angin yang bergerak searah dengan benda sedangkan tail wind adalah arah angin yang bergerak berlawanan arah benda.

       

  •                 PEMBENTUKAN DAN LOKASI THUNDERSTORM


Badai guntur atau thunderstorm memiliki pertumbuhan dengan 3 fase (tingkat) perkembangan. Yang pertama adalh tingkat muda selanjutnya alh tingkat dewasa atau matang atau mature dan terakhir tingkat lebur.
a.      Fase 1 tingkat muda. Pada tingkat ini terjadi arus naik yang kecepatannya mencapai 1 km/menit. Ketika mencapai suhu 00 atau 500 mb, di puncak awan terjadi turbulence (arus golak-galik). Hujan turun secara tiba-tiba (shower rain). Fase ini terjadi + 30 menit. Jika tidak lebur awan ini akan tumbuh dewasa.
b.      Fase 2 tingkat dewasa. Pada fase ini masih terjadi arus naik namun pinggirannya sudah turun. Di puncak awan terjadi muatan positif dan di bawahnya muatan negative. Up draft (Arus naik) tercepat berada di tengah awan (skeitar 1,5 km/menit) selanjutnya turun hujan lebat saat ini sudah terjadi kilat dan Guntur ditambah dengan angin kencang.
c.       Fase 3 tingkat lebur. Pada fase ini hanya terjadi arus turun (down draft). Thunderstorm melemah dan cuaca membaik. Selanjutnya Cumulus Nimbus buyar menjadi awan rendah, menengah atau tinggi.
Ada beberapa syarat agar dapat terjadi thunderstorm. Syarat terbentuknya Thunderstorm (TS), yaitu:
1.      Udaranya lembab dengan RH yang tinggi sampai lapisan atas (± 500 mb)
2.      Udara dalam keadaan labil/labilitasnya tinggi sehingga terjadi up draft / kenaikan udara secara vertikal dengan lapse rate 6 - 10oC/km.
3.      Adanya inti dari kondensasi.



  •                            JENIS-JENIS THUNDERSTORM


1.      TS – Thermal, terjadi di daratan karena adanya arus konveksi yang membawa massa udara. Massa udara adalah sekelompok udara yang menghuni suatu daerah yang luas yang memiliki kesamaan suhu, kelembaban, dan kerapatan.
Sinar matahari yang sampai ke suatu wilayah/daratan di permukaan bumi  (± 33oC) mengakibatkan suhu di daratan itu menjadi panas sehingga terbentuk sel tekanan rendah sedangkan di daerah lain yang kurang mendapat sinar matahari terbentuk sel tekanan tinggi. Karena perbedaan tekanan udara ini, mengakibatkan terjadi pergerakan massa udara dari daerah bertekanan tinggi ke daerah bertekanan rendah sehingga di daerah yang terkena sinar matahari tadi mengalami kenaikan udara secara vertikal (arus konveksi) yang mengakibatkan terbentuknya awan-awan konvektif seperti Cb.
2.      TS – adanya perbedaan massa udara.
a)      Massa udara yang berasal dari daratan akan bergerak menuju lautan sedangkan massa udara dari lautan bergerak menuju daratan. Akibatnya massa udara akan bertemu dan mengalami gesekan. Gesekan massa udara mendorong terjadinya arus konveksi ke atas sehingga dapat terbentuk proses kondensasi yang berujung terbentuknya awan Cumulunimbus (Cb).


b)     Massa udara yang berasal dari Benua Asia akan bergerak menuju wilayah equator sedangkan massa udara dari benua Australia juga bergerak menuju equator. Aliran massa udara ini dibelokkan oleh suatu gaya yaitu gaya corioli. Akibatnya massa udara ini akan bertemu di wilayah equator (konvergensi) sehingga di sekitar wilayah equator banyak terbentuk awan-awan konvektif seperti Cu dan Cb dan kondisi cuaca buruk. Sedangkan jika terjadi sebaliknya yaitu massa udara bergerak menjauhi equator (divergensi), maka kondisi cuca baik karena jarang terbentuk awan konventif.



c)      Terjadi front di lintang sedang/tinggi. Front disebabkan oleh adanya pertemuan massa udara panas dan massa udara dingin yang mengakibatkan terjadinya kondensasi ke atas dan membentuk awan-wan konvektif.


3.      TS – orografik

Adanya sinar matahari mempengaruhi pergerakan massa udara yang membawa uap air yakni dari lapisan rendah menuju lapisan yang tinggi sehingga pada ketinggian tertentu terjadi kondensasi dan terbentuk awan Cb dengan suhu yang sangat rendah sekali.

  •               INTENSITAS THUNDERSTORM


No.
Klasifikasi
TS
Identifikasi
Frekuensi petir
Hujan
Kec. Angin
Hail/rambun/ hujan es
Life time
WW
1
Kuat/hebat
-    Terus menerus
-    Suara keras dan tajam
Lebat



> 22 kt – 27 kt atau lebih

Ada



1 – 2 jam



99



-    Terus menerus
-    Suara keras dan tajam
Lebat



> 22 kt – 27 kt atau lebih
Ti dak ada
1 – 2 jam

97



2
Ringan s/d sedang
-    Tidak terus menerus
-    Suara ringan/ sedang
Ringan s/d sedang
< 22 kt
Ada
< 1 jam
96
-    Tidak terus menerus
-    Suara ringan/ sedang
Ringan s/d sedang
< 22 kt
Tidak ada
< 1 jam
95

No comments:

Post a Comment

Untuk kemajuan blog ini, kami akan sangat berterima kasih jika anda memberikan komentar

Kategori Post

Aircraft (1) akselerograf terbaru amg (1) aktivitas pengamatan (2) aktivitas pengamatan awan (1) AMG (2) AMG 2011/2012 (1) angin (1) angkatan 2009 (1) Astronomi (1) awan (1) awan konvektif (2) badai guntur (1) badai matahari (1) Base Cloud (1) Bayong Tjasyono (1) Berita Synop Awan (1) bhakti sosial (1) BMKG (1) Boing Boing (1) Bulan kedua (1) catasthrophists vs. uniformists (1) cerpen (1) continous rain (1) cuaca (6) curah hujan (1) Dharma Wanita Persatuan BMKG (1) down draft (1) drizzle (1) Dunia (1) Ekinoks (1) Elektrometeor (1) endapan (1) endapan beku (1) english corner (2) fenomena cuaca (1) fisika atmosfer (1) fixists vs mobilists (1) fog (1) Fotometeor (1) free download (1) freezing drizzle (1) Funnel Cloud (1) Geokontroversi (1) Geologi (2) gerak semu matahari (1) Gerak Udara (1) GPS (2) gumpalan es (1) gusty (1) Hail (1) hari kulminasi matahari (1) hari ozon (1) Hari Tanpa Bayangan (1) haze (1) High Cloud (1) hujan (2) humor (1) hydrometeor (2) idiom (1) ikan salmon (1) iklim (1) Info Iptek AMG (6) Info Iptek Dunia (8) info lomba (3) Info meteorologi (5) Inspirasi (1) intensitas thunderstorm (1) intermitten rain (1) Iptek Amg Online (5) iptek dan jurnalistik (2) jaringan observasi sinoptik (1) jenis hujan (1) jenis thunderstorm (1) Kasubbag Administrasi Akademik dan Ketarunaan (1) keadaan cuaca (1) keadaan tanah (1) kelembaban udara (1) kimia (1) kimia atmosfer (1) kisah penempatan (1) kura-kura (1) LAPAN (4) laut (1) lingkup pengamatan (1) lokasi thunderstorm (1) Low Cloud (1) Ltometeor (1) Massa Udara (1) medan magnet (1) Medium Cloud (1) mengenal lebih dekat (1) meteorologi (12) meteorological observation network (1) mist (1) mop papua (1) motivation story (1) neptunists vs. plutonists (1) observasi cuaca (1) observasi sinoptik meteorologi (7) observasi synop dekat permukaan (1) observasi synop jauh dari permukaan (1) observasi synop permukaan (1) ospek (1) ospek dan madabintal (1) Output Pengamatan Awan (1) ozon (1) past weather (1) pelangi (1) pembentukan thunderstorm (1) Peneliti Pusat Pemanfaatan Sains Atmosfer dan Iklim (4) Penempatan Tugas (1) pengabdian (1) pengalaman (1) Pengamatan awan (2) Pengamatan cuaca (3) pengamatan observasi sinoptik (3) pengamatan sinopik (2) pengamatan synop (1) Pengertian awan (1) pengertian pengamatan (1) pengertian thunderstorm (1) penguapan (1) Pengumuman (1) penyematan (1) penyinaran matahari (1) peristiwa alam (1) Pertumbuhan Awan (1) peta magnetik (1) prec in sight (1) present weather (1) Profil (6) profil taruna (1) puisi (1) radiasi matahari (1) rain (1) reaksi kimia (1) Sains (1) sains atmosfer dan iklim (4) Satelit (1) satelit temporer (3) sekilas kampus (1) semangat (1) sensor magnet (2) Ship (1) shower rain (1) skala beaufort (1) smoke (1) Squall (1) stasiun pengamatan meteorologi (1) story (1) Suhu Awan (1) suhu udara (1) Surface (1) Taruna AMG (1) tekanan udara (1) thunderstorm (1) tornado (1) Troposfer (1) tugas akhir (1) tugas observer (1) turbulence (1) unsur cuaca (1) unsur-unsur meteorologi (1) violent (1) visibility (1) waktu pengamatan sinoptik (1) water spout (1) weather (2) wind shear (1) WMO (2) Wujud awan (1) young Earth vs. old Earth (1)